Gunung Tangkuban Perahu, Lembang Bandung

Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu, merupakan salah satu gunung berapi yang berada di Jawa Barat, tepatnya di Lembang, kurang lebih 30 km sebelah utara kota Bandung dengan ketinggian 2084 Meter dari atas permukaan laut. Untuk menuju kesana diperlukan waktu kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Nama Tangkuban Perahu sangat lekat dengan sebuah legenda tanah Sunda yang sangat terkenal, yaitu Sangkuriang. Gunung Tangkuban Perahu yang dari kejauhan tampak seperti perahu terbalik, konon diakibatkan oleh kesaktian Sangkuriang yang gagal menyelesaikan tugasnya dalam membuat perahu dalam waktu semalam untuk menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Karena begitu kesalnya tidak dapat menyelesaikan pembuatan perahu tersebut, akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut. Legenda diataslah yang menjadi kaitan erat dalam penamaan gunung Tangkuban Perahu.





Gunung yang terakhir meletus pada tahun 1910, memiliki 9 kawah yang masih aktif hingga sekarang. Banyaknya letusan yang terjadi dalam 1.5 abad terakhirlah yang menyebabkan banyaknya kawah – kawah pada gunung Tangkuban Perahu. Kawah-kawah tersebut adalah Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.




Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, tidak hanya itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan. Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung. Setiap akhir pekan, kawasan Tangkuban Perahu selalu dipadati oleh pengunjung yang ingin menyaksikan indahnya panorama gunung Tangkuban Perahu. Bahkan, pada suasana libur panjang, pangunjung yang datang ke lokasi wisata ini bisa mencapai ribuan setiap harinya.

Anda juga dapat membeli souvenier di deretan toko-toko yang berderet di sekitar kawah Gunung Tangkuban Perahu.


 Harga tiket Masuk:
Wisatawan domestik : 15 ribu
Wisatawan mancanegara : 45 ribu


Wisata Kuliner di Kampung Daun Resto

Kampung Daun terletak di daerah Cihideung, di Jl. Sersan Bajuri. Jika Anda menuju Lembang, Anda akan menemukan Terminal Ledeng. Kira-kira di seberang terminal ini, Anda dapat berbelok ke arah kiri untuk menuju Jalan Sersan Bajuri. Jalanan menanjak dan kecil harus dilewati. Anda akan melewati tempat-tempat yang sudah cukup dikenal dan sering dikunjungi di Bandung seperti The Peak, Sapu Lidi dan Kampung Gajah. Kampung Daun sendiri berada di dalam kompleks perumahan yang tergolong mewah. Anda jadi dapat membayangkan nyamannya tinggal di rumah-rumah tersebut. Sepanjang jalan menuju Kampung Daun, lampu-lampu obor di sisi jalan perumahan ini akan menjadi penunjuk jalan.




    


Kampung daun merupakan salah satu tempat kuliner yang ada di kota Bandung. Dengan slogan Culture Gallery and Cafe, tempat makan ini siap memanjakan pengunjungnya untuk menikmati suasana pedesaan yang tenang dan menyegarkan. Dengan tambahan berbagai ornamen yang menciptakan suasana tradisional, Kampung Daun juga menyediakan berbagai makanan tradisonal khas Indonesia juga makanan modern dari negara lain.






Maribaya - Goa Belanda

Obyek wisata Maribaya yang di ketinggian diatas 1000 meter menawarkan banyak pesona yang sayang untuk dilewatkan. Obyek wisata seluas 5,5 hektar ini memiliki daya tarik mata air panas mineral, air terjun, hingga panorama hutan yang elok. Yuk kita telusuri satu per satu.

Terletak sekitar 27 kilometer dari pusat kota Bandung atau 5 kilometer di Timur Lembang, udara disini sangat sejuk. Yang uniknya, ada sebuah mata air panas disini. Kalau ingin menikmati air panas, pihak pengelola sudah menampung air tersebut ke dalam sebuah kolam. Kolam berukuran sekitar 20x10 meter ini berisi air panas bersuhu 20-40 derajat celcius. Ketika melihat airnya yang berwarna kekuningan, jangan berpikir bahwa kolam tersebut kotor. Kuningnya air ternyata berasal dari kandungan mineral belerang yang tinggi.



Kalau dirasa kurang pede berendam bersama banyak orang di kolam air panas, silahkan saja masuk ke dalam kamar-kamar mandi berisi air panas yaang sudah dialirkan ke bak-bak. Privasi anda akan lebih terjaga disini. Namun terdapat batas waktu yang ditentukan kalau anda memilih masuk kamar pemandian. Sekitar 20 menit saja. Obyek Wisata Maribaya ini memang ditargetkan sebagai tempat wisata air panas alternatif, dengan artian, tidak perlu jauh-jauh ke Ciater kalau mau bermain air panas.

Selain menawarkan mata air panas, Maribaya juga dialiri dua buah sungai, yaitu Sungai Cigulung dan Sungai Cikawari. Dua sungai tersebut membentuk tiga buah air terjun. Ada Curug (air terjun) Cikawari, Curug Cigulung, dan Curug Cikoleang. Namun dari ketiga air terjun tersebut, hanya Curug Cikawari yang dasarnya cukup dangkal, sehingga bisa dipakai bermain air.
 
Selain mata air panas dan air terjun, pesona lain Maribaya yang membuat pengunjung betah berlama-lama adalah sejuk dan asrinya alam pegunungan.  Dihari minggu atau hari libur, banyak orang yang sekedar datang, datang ke Maribaya, menggelar tikar, makan-makan, ya sekedar piknik saja.  Memang suasananya sangat alami, nyaman, dan mendukung untuk  berkumpul bersama anggota keluarga atau acara gathering lainnya.

Tak jauh dari kawasan air terjun ini, sekitar 5 km kita bisa mengunjungi goa peninggalan jaman belanda dan jepang.  Bila anda cukup kuat, anda bisa berjalan kaki untuk menuju goa jepang dan goa belanda. Tapi kalau anda tak cukup kuat anda bisa menggunakan jasa ojek motor atau dengan naik kuda yang disewakan. 
 
 
Begitu anda sampai di goa belanda anda akan disambut oleh beberapa orang yang menawarkan jasa senter dan pemandu untuk menjelajah ke dalam goa ini. Di dalam goa ini terdapat beberapa ruang yang dihubungkan oleh lorong-lorong gelap. Dan ternyata ini adalah goa yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan logistik pada masa pendudukan Belanda di Perang Dunia II.  Selain itu, ada ruangan yang dulunya berfungsi sebagai ruang interogasi dan penjara.
 
 
 
 Tips: kalau anda merasa takut dengan gelap..sebaiknya masuk dan menjelajah goa ini berombongan.  Jadi kalau ketakutan…yaa…rame-rame ada temannya gitu dech..
 

Vihara Vipassana Graha, Pagoda ala Thailand yang ada di Lembang

Vihara Vipassana Graha berlokasi di Jl. Kol. Masturi no.69, Lembang, Bandung.  Vihara ini terhitung unik dibandingkan dengan vihara-vihara lain di Indonesia, bahkan berbeda dengan vihara yang kita temui di Thailand yang kebanyakan berwarna emas.


   

Untuk masuk ke dalam area Vihara anda disarankan untuk meminta ijin untuk kepada Satpam yang berjaga di pintu gerbang vihara ini. Begitu masuk ke sebelah kiri Vihara akan tampak halaman vihara yang lumayan luas dengan hiasan bunga bougenville yang menjulang tinggi.


Komplek ini terdiri dari beberapa bagian antara lain berupa ruang meditasi, gedung serba guna, dapur, dll. Di bagian tengah terdapat bangunan candi maha panca bala, anda dapat masuk dan melihat-lihat ruangan atau ornamennya. 



Di seputar vihara terdapat beberapa tanaman bunga cantik bahkan terdapat beberapa pohon dengan tulisan kalimat-kalimat bijak. Di bagian depan candi utama terdapat gazebo yang dapat anda gunakan untuk beristirahat sebentar sebelum berkeliling ke bagian lainnya. Di bagian depan gedung serba guna terdapat patung dua ekor gajah putih yang sedang mengangkat roda dengan belalainya.
 
Kata-kata bijak yang tertempel di pohon-pohon di sekitar vihara
Gazebo untuk beristirahat bila Anda lelah berkeliling
Patung Budha berbaring
Salah satu altar sembahyang


Patung gajah yang berada di bagian depan Vihara
Vihara ini mendiami kawasan seluas 2 hektare dengan lingkungan yang sejuk  sehingga pantaslah jika menjadi pusat meditasi. Tempat ini memanglah digunakan untuk beribadah umat Budha, tetapi terbuka juga untuk umum. Harap diingat untuk mengunjungi area ini pengunjung diharapkan berpakaian sopan, menghormati dan menghargai tempat ibadah. Untuk memasuki tempat ini anda tidak dipungut biaya alias GRATIS. 

Jadi bila anda sedang berlibur ke Lembang tak ada salahnya jika anda menyempatkan mengunjungi vihara ini selain itu lokasi vihara ini juga dekat menuju ke Restauran Kampung Daun ataupun Restauran Sapu Lidi serta kampung Gajah. Keluar dari lokasi ini anda dapat menikmati indahnya tanaman bunga-bunga yang di sepanjang jalan Kol. Masturi. Kalau anda berminat bisa juga berhenti untuk membeli tanaman bunga untuk koleksi di taman Anda.

Alamat Vihara Vipassana Graha
Jl. Kol. Masturi No. 69
Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang
Bandung
Telp : 022-2787663/4

Saung Angklung Udjo, Bandung

Saung Angklung Udjo terletak di jalan Padasuka no. 118 Bandung, sekitar 45 menit dari kota Bandung. Kami sampai di lokasi sekitar pukul 14.15, lalu kami segera membeli tiket pertunjukan. Harga tiket pertunjukan adalah Rp 60,000 untuk turis domestik, sedangkan untuk turis asing harga tiket adalah Rp 100,000. Pertunjukan akan dimulai pukul 15.30 jadi masih banyak waktu untuk melihat-lihat saung Angklung Udjo. Anda juga dapat membeli berbagai souvenier khas Bandung disini, selain itu terdapat juga work shop angklung di bagian belakang atau bahkan bisa melihat presentasi tentang Saung Angklung Udjo.



 

 


Saung Angklung Udjo ini menempati area seluas1,2 hektar. Disinilah kesenian angklung dikemas dengan sangat menarik oleh Udjo Ngalagena (almarhum) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo. Bersama istrinya Uum Sumiati belajar kepada Daeng Soetigna mendirikan padepokan seni Saung Angklung Udjo, Sundanese art & bamboo craft center pada awal tahun 1967. Dan saat ini dilanjutkan oleh puteranya.
 
Pukul 15.30 pengunjung mulai memasuki aula pertunjukan dan  memilih posisi duduk yang nyaman untuk menyaksikan pertunjukan yang akan segera berlangsung. MC cantik memasuki aula bersama dengan seorang MC lelaki yang kemudian membuka acara sore itu. Acara dimulai dengan demontrasi wayang golek. Wayang golek ini menampilkan beberapa tokoh wayang sekitar 15 menit, yang kemudian diakhiri dengan munculnya sang dalang dari balik deretan wayang golek yang terpasang.


 Pertunjukan dilanjutkan dengan penampilan unik yaitu upacara Helaran dan tarian tradisional khas Jawa Barat. Upacara Helaran ini kurang lebih seperti upacara selamatan anak kecil yang habis dikhitan. Anak kecil ini duduk diatas tandu yang kemudian diiring oleh teman-temannya yang berpakaian warna-warna. Dan menariknya anak-anak menari dan menyanyi dengan ceria.


 

 

 

Selanjutnya kami diajak berkenalan dengan berbagai jenis angklung, mulai dari jenis angklung, nada yang dihasilkan, hingga tipe-tipe musik yang dimainkan dengan angklung. Kemudian tampil beberapa murid dari yang junior sampai senior memainkan berbagai tipe angklung dengan membawakan lagu-lagu yang indah diantaranya tipe arumba. Bahkan saya terkesima dengan salah satu murid junior, kalau tak salah namanya Ajay, dia memainkan angklung tipe sentuh sistemnya mirip dengan piano gitu. Sungguh memukau permainan angklung dengan membawakan beberapa lagu populer.



 

 Tak berapa lama kemudian, hadirlah Mang Udjo menjelaskan mengenai angklung dan cara-cara memainkan angklung. Sementara itu anak-anak yang sebelumnya pentas di upacara helaran keluar membagikan angklung kepada setiap penonton.  Lalu kami diajak bermain angklung, menggetarkan angklung sesuai instruksi Mang Udjo. Kita memainkan beberapa lagu, diantaranya Burung Kakatua. Waah...unbelieveble...semua penonton terkesima, ternyata kita bisa main angklung. Seru banget.

 


Setelah selesai memainkan angklung, kembali anak-anak mengumpulkan angklung dari para penonton. Berikutnya kami disuguhi penampilan menarik dari anak-anak tadi. Bahkan beberapa penonton diajak berpartisipasi untuk menyanyi, bergoyang dan menari bersama anak-anak tersebut.
Wah seru banget dech.



 Jadi ketika anda berkunjung ke Bandung, sempatkan untuk mengunjungi Saung Angklung Udjo dimana kita dapat menikmati alunan harmoni angklung dan budaya sunda sekaligus.

Situ Patengang

Berada pada ketinggian sekitar 1600 m dari permukaan laut, Situ Patenggang memiliki panorama yang memikat. Hamparan hijau kebun teh laksana karpet alam, ditambah lagi dengan udara yang dingin dan bersih serta matahari yang hangat, memberi kesan damai dan ketenangan sendiri bagi pengunjungnya. Dari pinggir jalan menuju lokasi yang tenang, nampak sebuah danau berada dibalik perkebunan teh diantara sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi.






Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.



 

Perahu yang tersedia ini cukup banyak jumlahnya, dan dalam kondisi yang bagus atau terawat saat saya berkunjung kesana. Warna perahu yang cerah cukup kontras atau menyolok sekali dengan lingkungan sekitarnya yang didominasi warna hijau. Fasilitas sarana transportasi air yang disewakan di tempat ini berupa penyewaan perahu dayung, perahu boat dan sepeda air dengan harga yang masih bisa dinegosiasikan dengan pemiliknya. Harga sewa boat untuk berkeliling Situ Patenggang adalah 25ribu, tapi menunggu penuh hingga 15 orang. Jadi kami memilih untuk menyewa 1 boat saja, dengan harga 250 ribu (setelah proses tawar menawar dari harga semula 300 ribu)
 
Terdapat pula fasilitas gazebo maupun tempat-tempat duduk tanpa atap yang terbuat dari semen untuk keperluan menikmati panorama sekitar dari tepi danau. Urusan makananpun bukanlah suatu hal yang sulit dikarenakan banyaknya warung penjual makanan yang berderet dekat dengan areal parkir. Bahkan pedagang aneka souvenier juga ada lho.
 




Sejarah atau mitos tentang Situ atau Danau ini muncul ke permukaan disebabkan karena seorang pangeran keponakan Prabu Siliwangi, Ki Santang dan seorang putri gunung nan cantik jelita, Dewi Rengganis yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keudanya karena dipisahkan oleh keadaan. Sehingga air mata mereka membentuk sebuah situ atau danau. Selanjutnya danau itu dinamai dengan situ patenggang (lafal pa-teng-gang) yang diambil dari kata pateangan-teangan yang berasal dari bahasa sunda yang artinya saling mencari-cari.
 
 

Pada akhirnya mereka dapat berkumpul kembali pada sebuah batu di situ tersebut yang diberi nama batu cinta. Danau ini mendapatkan airnya dari sungai Cirengganis, bisa ditebak dari mana nama sungai ini kan?



Konon siapapun yang pernah berkunjung dengan pasangannya, maka cinta mereka akan abadi. Karena hal tersebut terjadi karena mitos semoga pembaca dapat menyikapinya secara arif dan bijaksana

Kawah Putih, Ciwidey

Sejarah Kawah Putih
Gunung Patuha, berada kurang lebih 2300 meter diatas permukaan laut, sebelah selatan kota Bandung, menyimpan suatu misteri di masa lampau. Masyarakat menganggap Gunung Patuha merupakan kawasan yang angker, mereka menganggap puncak Gunung Patuha dahulu merupakan tempat pertemuan para leluhur Bandung Selatan. Tetapi, misteri yang sudah menjadi turun–temurun itu mulai punah setelah terungkap oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun, yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam pada tahun 1837. Kondisi lembah Gunung Patuha pada waktu itu masih berupa hutan lebat, dipenuhi pohon-pohon kayu jenis lokal, seperti rasamala, saninten, huru, samida, dan lain sebagainya.
Karena rasa penasaran dan ketidakpercayaannya, Junghun terus menembus lebatnya hutan Gunung Patuha. Dan akhirnya dia menemukan suatu danau kawah yang terlihat sangat eksotik, dan sangat indah. Meski sudah ditemukan pada 1837, tapi kawasan ini baru menjadi objek wisata pada 1987 setelah dikembangkan oleh PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten.

 

Keindahan Kawah Putih
Setelah memasuki area kawah putih, bukan rasa takut yang akan anda alami, tetapi anda pasti akan terpaku dan terpana begitu melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana menakjubkannya genangan air yang berwarna putih disertai asap yang mengepul diatasnya. Warna air di danau kawah putih tidak selalu berwarna putih, warna putih kawah merupakan warna yang paling ditemui saat berkunjung, terkadang air berwarna hijau apel dan kebiru-biruan, bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu.

 




Yang kurang menyenangkan di kawasan ini adalah bau belerang yang bagi sebagian orang bisa menyebabkan batuk–batuk karena mencium baunya, bahkan tidak jauh dari kawasan wisata kawah putih terdapat goa buatan sedalam 5 meter yang katanya dulu pernah dijadikan sebagai tambang belerang. Bila anda melewati goa tersebut anda pasti akan mencium bau belerang yang sangat menyengat. Karena kandungan belerang yang sangat tinggi itulah, pada jaman dulu sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining Kawah Putih.

Kawah putih terjadi akibat letusan Gunung Patuha yang terjadi sekitar abad ke 10 s/d abad ke 12. Selain kawah putih juga terdapat kawah lain yang dikenal dengan nama Kawah Saat.
Disana terdapat kios–kios yang menjual aneka cinderamata yang bisa dijadikan sebagai oleh–oleh. Selain itu, juga banyak pedagang yang menjual buah khas Ciwidey, yaitu Strawberry.
Sangat disayangkan bila anda berwisata ke Ciwidey tidak singgah ke Kawah Putih, anda akan melewatkan tempat yang memberikan nuansa alam yang sangat menakjubkan. Terutama pada hari libur, disana anda akan melihat banyaknya orang yang berkunjung ke kawasan wisata ini untuk menikmati betapa indahnya lukisan yang pencipta. Keindahan yang ditampakkan akan membuat anda terus mengingatnya hingga beberapa waktu.

Harga tiket untuk masuk ke wisata Kawah Putih ini antara lain:
- Harga tiket untuk Wisatawan domestik : 15 ribu
- Harga tiket untuk wisatawan mancanegara: 30 ribu
- Tiket ontang-anting (PP): 12 ribu ato berapa ya...agak2 lupa
- Parkir mobil : 6 ribu

 



Saung Gawir Bungalow & Resto Ciwidey

Bagi teman-teman yang sering berwisata ke kawasan Bandung selatan khususnya ke kawasan  Kawah Putih tentu akan melewati daerah Ciwidey. Sepanjang jalan Ciwidey sampai Alam Endah ini terdapat berbagai macam restaurant sunda. Nah, salah satu restaurant yang menyajikan masakan sunda yaitu Saung Gawir.

Sekitar tahun 2009 saya berhenti dikawasan ini untuk wisata petik strawberry di kebun yang berada di tepi Jl. Raya Ciwidey, dulu saya kurang memperhatikan apakah sudah berdiri restaurant Saung Gawir ini atau belum. 
Namun ketika saya kembali berwisata ke Kawah Putih di tahun berikutnya, saya sempatkan singgah di restaurant Saung Gawir untuk makan siang. Saat ini Saung Gawir sudah berkembang dengan memiliki bungalow yang tak jauh dari lokasi Restaurant Saung Gawir. Oh ya, pintu masuk untuk Restaurant dan bungalow berbeda ya...tidak jauh koq. Kalau anda membawa mobil, mobil bisa di parkir di halaman front office bungalow. 
Saung Gawir Bungalow & Resto berada di Jl. Raya Ciwidey - Rancabali Km. 06, Alam Endah, kabupaten Bandung.
 
 
 
Saung Gawir Resto
Restoran Saung Gawir menyuguhkan panorama alam pegunungan dengan udara yang sejuk,
dengan menyajikan berbagai sajian menu khas sunda yang special dan berbeda. Bangunan restaurant sebagian besar menggunakan material dari bambu.  Di bagian belakang restaurant Saung Gawir restaurant ini terdapat ribuan pohon strawberry yang dapat dipetik langsung oleh pengunjung. 
 
Saung Gawir Resto berkapasitas 130 orang (Lesehan & Meja Kursi) ditunjang dengan fasilitas Mushola dan 4 kamar mandi yang memadai.
 
Interior restaurant Saung Gawir, photo by robbypian.blogspot.com
 
Saung-saung lesehan, dengan pemandangan kebun strawberry dan bukit.
 

 
 
 
 Salah satu menu, Nasi liwet + cah kangkung, gurami bakar
 
Nasi Bakar komplit
Di bagian depan restaurant terdapat toko souvenier, pengunjung bisa membeli oleh-oleh disini lho. Selain itu juga tersedia pula Area Outbond seperti flying fox dengan harga tiket 15ribu. Untuk fasilitas Camping Ground, Area Fun Game dan kolam Pemancingan saya kurang tau berada disebelah masa, sebab saya belum lihat lokasi ini.
 
 
 
 Bungalow Saung Gawir
 Bungalow terletak di bagian belakang atau juga bisa diakses melalui gerbang yang berada di samping kanan restaurant. Apabila anda membawa mobil, dapat parkir di depan front office.
 
 
 
 
Cukup banyak bangunan bungalow Saung Gawir, mungkin lebih dari 10 unit dengan harga sewa mulai dari 600ribu/malam.

Bungalow ini di lengkapi dengan berbagai fasilitas seperti:
-  air panas
-  perapian yang dilengkapi dengan kayu bakar
-  tv
-  water dispenser
-  wastafel yang dilengkapi dengan sabun pencuci piring

Di bagian depan (teras) bungalow disediakan meja dan kursi bambu yang dapat anda manfaatkan untuk bersantai menikmati pemandangan di pagi hari ataupun sore hari. Bungalow  ini memiliki 1 kamar tidur utama saja, tetapi anda dapat memesan extra bed yang dapat ditempatkan di ruang tv. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Untuk fasilitas di luar bungalow ada play ground yang berupa ayunan dan jungkat jungkit, bangku taman serta area untuk api unggun.
 
 
 
 
Untuk sarapan pagi akan di antar ke setiap unit bungalow, apabila anda memesan tambahan paket sarapan pagi anda cukup membayar 17ribu/porsi.

Nasi Goreng, menu sarapan pagi
 Pelayan di bungalow Saung Gawir ini semuanya lelaki, tetapi ramah-ramah lho.  Sedikit kekurangan dari bungalow ini adalah tidak adanya sambungan telepon ke front office, sehingga bila kita memerlukan bantuan ataupun pesanan harus datang ke front office dech.
Untuk keperluan toiletris pun anda harus membawa sendiri, jadi ketika menginap disini pastikan anda membawa keperluan toiletris, handuk dan sandal kamar.

Demikian sedikit review saya tentang Saung Gawir bungalow & resto. Semoga bermanfaat.